Tuesday, 16 December 2014

CONTOH KTSP SD

Seiringnya Kurikulum 2013 diisukan akan diberhentikan dan kembali ke Kurikulum 2013, bagi yang mengalami kesulitan untuk memperolah administrasi kelas kurikulum KTSP, bisa anda lihat di bawah ini

Saturday, 6 December 2014

Mendikbud Luncurkan Aplikasi Android Perpustakaan Kemendikbud

Mendikbud Luncurkan Aplikasi Android Perpustakaan Kemendikbud

Jakarta, 25 November 2014 --- Kebutuhan masyarakat untuk mengakses katalog perpustakaan kini bisa terpenuhi lewat teknologi selular. Bertepatan dengan Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2014, Selasa (25/11), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan meluncurkan aplikasi Senayan Library ManagementSystem (SLiMS) versi Android dan portal perpustakaan.kemdikbud.go.id, di Jakarta. Peluncuran ini merupakan kado ulang tahun ke-10 bagi Perpustakaan Kemendikbud.
Aplikasi SLiMS versi Android ini dikembangkan untuk memudahkan pengunjung melihat koleksi Perpustakaan Kemendikbud. Tak perlu khawatir, ke depan aplikasi ini tidak hanya dapat digunakan oleh pengunjung Perpustakaan Kemendikbud saja, tapi dapat digunakan oleh perpustakaan manapun, terutama yang sudah menggunakan SLiMS.
Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada Perpustakaan Kemendikbud yang telah mampu mengikuti perkembangan teknologi, bahkan menjadi pioneer dari perkembangan tersebut. Seperti diketahui, Perpustakaan Kemendikbud telah melahirkan perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan open source  yang telah digunakan oleh ribuan perpustakaan di dalam maupun di luar negeri.
”Kami atas nama Kementerian mengucapkan selamat kepada Perpustakaan Kemdikbud yang dalam usia 10 ini tetap memberikan pelayanan prima kepada pemustaka dalam penyediaan bahan pustaka dan informasi terkait bidang pendidikan dan kebudayaan,” kata Mendikbud.
Mendikbud mengutip apa yang dikemukakan oleh S.R. Raganathan mengenai “Five Laws of Library Science”, dimana pada point kelima disebutkan, “The library is growing organism” yang berarti perpustakaan adalah suatu organisme yang selalu berkembang. Berkembang disini berarti tumbuh menjadi lebih baik tentunya. Hal ini seperti yang terlihat pada perpustakaan saat ini yang begitu sangat pesat perkembangannya. Perkembangan teknologi informasi dan keanekaragaman bentuk koleksi perpustakaan adalah faktor yang menuntut perpustakaan dan pustakawan untuk “berlari” lebih cepat.
Dengan SLiMS, banyak perpustakan yang sangat terbantu dalam hal pengelolaan perpustakaan, baik perpustakaan umum, khusus, perguruan tinggi, sekolah, di dalam, maupun di luar negeri.
Fitur yang terdapat dalam aplikasi Slims versi Android ini memudahkan pengunjung untuk mengakses katalog buku yang terdapat di Perpustakaan Kemendikbud. Ke depan, aplikasi ini akan dikembangkan tidak hanya sekadar akses katalog, tapi juga bisa untuk memperpanjang waktu peminjaman buku.
Untuk mendapatkan aplikasi ini pengunjung dapat mengunduh melalui laman perpustakaan.kemdikbud.go.id. atau Google PlayStore. Dan jika pengunjung ingin langsung datang ke Perpustakaan Kemendikbud, aplikasi ini juga menyediakan fitur peta yang berbasis google maps.
Sekilas tentang SliMS
SLiMS adalah singkatan dari Senayan Library Management System yang pertama kali dikembangkan februari 2007, dan mulai dirilis ke publik November 2007. Awalnya pengembangan SLiMS dilakukan oleh dua pustakawan: Hendro Wicaksono (Kemendikbud) dan Arie Nugraha (UI), didukung penuh oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Saat ini pengembangan SLiMS dilakukan oleh komunitas penggunanya secara gotong royong melalui internet. Ide pengembangan SLiMS didasari karena sulitnya mendapatkan software untuk pengelolaan perpustakaan yang mudah digunakan dan dipelajari, terus aktif dikembangkan, taat dengan aturan ilmu perpustakaan, serta lisensi memungkinkan untuk disebarluaskan secara komersial maupun nonkomersial.
Tahun 2009, SLiMS juara pertama INAICTA kategori Open Source dan menjadi software resmi IGOS (Indonesia Go Open Source) untuk pengelolaan perpustakaan. SLiMS telah digunakan di ratusan perpustakaan dalam dan luar negeri, baik perpustakaan skala kecil sampai besar.
SLiMS juga mempunyai software pelengkap yang digunakan untuk membangun katalog bersama (union catalog) antar pengguna SLiMS
Sesama anggota SLiMS juga memiliki forum diskusi yang secara berkala mengadakan SLiMS Community Meetup yang menjadi ajang tahunan para pengguna SLiMS berkumpul dan berbagi pengetahuan (*)

Sumber : kemdikbud.go.id

VIP-kan Guru-guru Kita!

VIP-kan Guru-guru Kita!

22-01 VIP-kan Guru-guru Kita 
Oleh: Anies Baswedan
Berapa jumlah guru yang masih hidup?” itu pertanyaan Kaisar Jepang sesudah bom atom dijatuhkan di tanah Jepang.
Kisah itu beredar luas. Bisa jadi itu mitos, tetapi narasi itu punya konteks yang valid: pemimpin ”Negeri Sakura” itu memikirkan pendidikan sebagai soal amat mendasar untuk bangkit, menang, dan kuat. Ia sadar bukan alam yang membuat Jepang menjadi kuat, melainkan kualitas manusianya. Pendidikan jangan pernah dipandang sebagai urusan sektoral. Pendidikan adalah urusan mendasar bangsa yang lintas sektoral. Hari ini 53 persen penduduk bekerja kita hanya tamat SD atau lebih rendah, yang berpendidikan tinggi hanya 9 persen. Pendidikan bukan sekadar bersekolah, melainkan fakta itu gambaran menampar yang membuat kita termenung.
Dari sisi kuantitas, penduduk Indonesia di urutan keempat dunia, tetapi dari segi kualitas di urutan ke-124 dari 187 negara. Bangsa ini telah secara ”terencana” membuat sebagian besar penduduknya dicukupkan untuk berlevel pendidikan rendah. Tak aneh jika kini serba impor karena memang sebagian besar penduduk bekerja kita hanya bisa menghasilkan produk bernilai tambah yang rendah.
Selama bangsa dan para pemimpinnya bicara pendidikan secara sambil lalu, dan selama masalah pendidikan dianggap bukan masalah kepemimpinan nasional, jangan harap masa depan akan bisa kuat, mandiri, dan berwibawa. Kunci kekuatan bangsa itu pada manusianya. Jangan hanya fokus pada infrastruktur penopang kehidupan bangsa. Sesungguhya kualitas infrastruktur kehidupan sebuah bangsa semata-mata cermin kualitas manusianya !
Pendidikan adalah soal interaksi antarmanusia. Interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara orangtua dan anak, antara guru dan murid, serta antara lingkungan dan para pembelajar. Guru adalah inti dari proses pendidikan. Guru menjadi kunci utama kualitas pendidikan.
Berhenti memandang soal guru sebagai ”sekadar” soalnya kementerian atau sebatas urusan kepegawaian. Soal guru adalah soal masa depan bangsa. Di ruang kelasnya ada wajah masa depan Indonesia. Gurulah kelompok yang paling awal tahu potret masa depan dan gurulah yang bisa membentuk potret masa depan bangsa Indonesia. Cara sebuah bangsa memperlakukan gurunya adalah cermin cara bangsa memperlakukan masa depannya!
Ya, penyesuaian kurikulum itu penting, tetapi lebih penting dan mendesak adalah menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan guru. Guru merupakan ujung tombak. Kurikulum boleh sangat bagus, tetapi bakal mubazir andai disampaikan oleh guru yang diimpit sederetan masalah. Tanpa penyelesaian masalah-masalah seputar guru, kurikulum nyaris tak ada artinya.
Guru juga manusia biasa, dengan plus-minus sebagai manusia, guru tetap kunci utama. Seorang murid menyukai pelajaran bukan sekadar karena buku atau kurikulumnya, melainkan karena gurunya. Guru yang menyebalkan membuat murid menjauhi pelajarannya, guru yang menyenangkan dan inspiratif membuat murid mencintai pelajarannya.
Kita pasti punya banyak guru yang dulu mengajar. Ada yang masih diingat dan ada yang terlupakan. Artinya, setiap guru punya pilihan, mau jadi pendidik yang dikenang karena inspirasinya atau menjadi pendidik yang terlupakan atau malah diingat karena perilakunya negatif. Guru harus sadar diri. Ia pegang peran besar, mendasar, dan jangka panjang sifatnya. Jika seseorang tak mau menjadi pendidik yang baik, lebih baik berhenti menjadi guru. Terlalu mahal konsekuensi negatifnya bagi masa depan anak dan masa depan bangsa. Ini statement keras, tetapi para pendidik dan pengelola pendidikan harus sadar soal ini. Kepada para guru yang mendidik dengan hati dan sepenuh hati, bangsa ini berutang budi amat besar.
Tiga persoalan besar
Paling tidak ada tiga persoalan besar mengenai guru kita. Pertama, distribusi penempatan guru tidak merata. Di satu tempat kelebihan, di tempat lain serba kekurangan. Kekurangan guru juga terjadi di kota dan di desa yang dekat kota. Ini harus dibereskan. Kedua, kualitas guru yang juga tidak merata. Kita harus mencurahkan perhatian total untuk meningkatkan kualitas guru. Mudahkan dan berikan akses bagi guru untuk mengembangkan potensi diri dan kemampuan mengajar. Bukan sekadar mendapatkan gelar pascasarjana, melainkan soal guru makin matang dan terbuka luas cakrawalanya.
Ketiga, kesejahteraan guru tak memadai. Dengan sertifikasi guru telah terjadi perbaikan kesejahteraan, tetapi ada konsekuensi administratif yang sering justru merepotkan guru dan perlu dikaji ulang. Selain soal guru honorer, guru bantu yang masih sering diperlakuan secara tak honored (terhormat). Semua guru harus dijamin kesejahteraannya.
Melihat kondisi sebagian besar guru hari ini, kita seharusnya malu. Kita titipkan masa depan anak-anak kepada guru, tetapi kita tak hendak peduli nasib guru-guru itu. Nasib anak-anak kita serahkan kepada guru, tetapi nasib guru amat jarang menjadi perhatian kita, terutama kaum terdidik, yang sudah merasakan manfaat keterdidikan. Bangsa Indonesia harus berubah. Negara dan bangsa ini harus menjamin nasib guru.
Menghormati guru
Mari bangun kesadaran kolosal untuk menghormati-tinggikan guru. Pemerintah harus berperan, tetapi tanggung jawab besar itu juga ada pada diri kita setiap warga negara, apalagi kaum terdidik. Karena itu, VIP-kan guru-guru dalam semua urusan!
Guru pantas mendapat kehormatan karena mereka selama ini menjalankan peran terhormat bagi bangsa. Saya ajukan dua ide sederhana menunjukkan rasa hormat kepada guru: jalur negara dan jalur gerakan masyarakat. Pertama, negara harus memberikan jaminan kesehatan bagi guru dan keluarganya, tanpa kecuali. Kedua, negara menyediakan jaminan pendidikan bagi anak- anak guru. Bangsa ini harus malu jika ada guru yang sudah mengajar 25 tahun, lalu anaknya tak ada ongkos untuk kuliah. Jaminan kesehatan dan pendidikan keluarganya adalah kebutuhan mendasar bagi guru. Kita harus mengambil sikap tegas: amankan nasib guru dan keluarganya sehingga guru bisa dengan tenang mengamankan nasib anak kita.
Di jalur masyarakat, Gerakan Hormat Guru harus dimulai secara kolosal. Misalnya, para pilot dan awak pesawat, gurulah yang menjadikanmu bisa ”terbang”, sambutlah mereka sebagai penumpang VIP di pesawatmu, undang mereka boarding lebih awal. Para dokter dan semua tenaga medis, gurulah yang mengajarimu sehingga bisa berseragam putih, sambutlah mereka sebagai VIP di tempatmu merawat. Pada pemerintah dan dunia usaha di berbagai sektor, semua prestasi yang dikerjakan adalah buah didikan guru di masa lalu, VIP-kan guru, jadikan mereka customer utama, berikan mereka kemudahan, berikan mereka diskon. Bukan hanya besaran kemudahan atau diskon, melainkan ekspresi kepedulian itu yang menjadi bermakna bagi guru.
Dan semua sektor lainnya, ingatlah bahwa guru merupakan modal awal untuk meraih masa depan yang lebih baik, lebih sejahtera itu dibangun. Di setiap kata dalam pesan pendek (sms) yang ditulis, di sana ada tanda pahala guru. Bangsa ini akan tegak dan disegani saat guru-gurunya terhormat dan dihormati. Bagi anak-anak muda yang kini berbondong-bondong memilih pendidikan guru, ingat tujuan menjadi guru bukan cari tingginya rupiah. Anda pilih jalan mulia, menjadi pendidik. Jangan kemuliaan dikonversi sebatas urusan rupiah, itu cara pintas membuat kemuliaan alami devaluasi. Kesejahteraan Anda sebagai guru memang harus terjamin, tetapi biarkan sorot mata anak didik yang tercerahkan atau cium tangan tanda hormat itu menjadi reward utama yang tak ternilai bagi anda.
Indonesia akan berdiri makin tegak dan kuat dengan kualitas manusia yang mumpuni. Para guru harus sadar dan teguhkan diri sebagai pembentuk masa depan Indonesia. Jadilah guru yang inspiratif, guru yang dicintai semua anak didiknya. Bangsa ini menitipkan anak-anaknya kepada guru, sebaliknya kita sebangsa harus hormati dan lindungi guru dari impitan masalah. Ingat, jadi guru bukanlah pengorbanan, melainkan kehormatan. Guru dapat kehormatan mewakili kita semua untuk melunasi salah satu janji kemerdekaan republik ini: mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadikan kami sebangsa makin bangga dan hormat pada guru!
Sumber:  kemdikbud.go.id

Thursday, 4 December 2014

Panduan Penilain Raport SD Kurikulum 2013


Sebagaimana kita ketahui dalam memasuki akhir pembelajaran semester, para guru di sekolah mana pun tengah sibuk dengan penilaian siswa untuk pengisian nilai raport. Hal tersebut lumayan menguras pikiran dan tenaga pengajar/guru. Apalagi untuk sekarang ini, pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013, penilaiannya pun tentu berbeda pula dengan kurikulum terdahulu.

Untuk memudahkan guru-guru dalam proses penilaian tersebut, ada langkah-langkah/panduan tertentu dalam penilaian raport kurikulum 2013. Maka tidak perlu khawatir, di sini cukup klik link download di bawah ini untuk mengetahuinya.

Bagi yang berminat, silahkan klik Download Panduan Penilaian Raport SD Kurikulum 2013

Tuesday, 2 December 2014

Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013

Kemendikbud Lakukan Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013


Jakarta, Kemendikbud --- Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah melakukan evaluasi Kurikulum 2013. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, evaluasi tersebut dilakukan bukan untuk mengubah Kurikulum 2013, tapi untuk menyempurnakan kurikulum baru tersebut, karena banyak masalah dalam pelaksanaannya.
"Kami tidak berniat mengganti kurikulum. Kami hanya ingin melakukan evaluasi untuk menyempurnakan kurikulum itu," ujar Mendikbud usai acara silaturahim dengan kepala dinas pendidikan se-Indonesia, Jakarta (01/12/2014).
Ia mengakui ada beberapa masalah yang harus diperbaiki dalam implementasi Kurikulum 2013. Salah satunya adalah penerapan Kurikulum 2013 yang terburu-buru tanpa melakukan evaluasi terlebih dahulu. Padahal, katanya, sudah ada aturan yang mengharuskan evaluasi sebelum suatu kurikulum digunakan.
Tim evaluasi Kurikulum 2013 yang dibentuk Mendikbud diketuai oleh Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang juga mantan Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud, Suyanto. Suyanto mengatakan, ada tiga opsi dalam evaluasi Kurikulum 2013. Pertama, menghentikan total Kurikulum 2013. Kedua, sekolah yang selama ini nyaman dan tidak bermasalah menjalankan K13, diputuskan tetap menjalankannya. Dan ketiga, menjalankan Kurikulum 2013 sama seperti saat ini, yakni untuk semua unit sekolah di Indonesia. Namun ada beberapa evaluasi dalam pelaksanaannya, seperti pengadaan buku dan pelatihan guru.
Dalam melakukan evaluasi Kurikulum 2013, Mendikbud dan tim evaluasi juga mempertimbangkan masukan dan kritik dari pemerintah daerah maupun guru dan siswa yang telah menjalankan implementasi Kurikulum 2013. Salah satu yang dibahas oleh tim evaluasi adalah penyesuaian kurikulum antara daerah dan kota.
Sebelumnya banyak pihak yang mempertanyakan keberlanjutan Kurikulum 2013 karena tertuang dalam sembilan agenda perubahan atau Nawa Cita yang menjadi visi-misi pemerintahan Jokowi-JK. Dalam Nawa Cita disebutkan beberapa misi yang terkait dengan pendidikan, di antaranya menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional, membangun pendidikan kewarganegaraan, dan memperkuat pendidikan ke-bhineka-an. (Desliana Maulipaksi)

Friday, 28 November 2014

Raport Kurikulum 2013

Info Pendidikan

Berdasarkan kutipan yang saya ambil dari salah satu sosmed, diakatan bahwa : "RAPORT KURIKULUM 2013 AKAN TERINTEGRASI DAPODIK"
Sebagaimana info yang disampaikan oleh salah satu staff data base Kemdikbud bapak Yusuf Rokhmat,MT bahwa Aplikasi Raport Kurikulum 2013 akan segera diterbitkan secara resmi oleh Kemendikbud guna menjawb kebingungan para guru dalam penggunaan Raport Kurikulum 2013.
Adapun proses pembuatanya sudah hampir memasuki tahap akhir, dan direncanakan bisa di dapatkan melalui direktorat-direktorat masing-masing SD,SMP,SMA,SMK pada akhir desember 2014 atau akhir semester 1 tahun 2014.
Dengan demikian, kehadiran aplikasi raport kurikulum 2013 dari Kemedikbud ini menjadikan sekolah-sekolah untuk menggunakan raport Kurikulum 2013 secara seragam dan rekan-rekan tidak perlu lagi membuat raport Kurikulum versi sekolah sendiri-sendiri.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan/Kemdikbud akan rilis Aplikasi Raport Kurikulum 2013 untuk SD,SMP, SMA dan SMK, sedang dan tengah digarap kemdikbud guna pelaksanaan penilaian serta hasil akhir berupa raport kurikulum 2013 atau laporan hasil belajar yang berstatus resmi untuk digunakan. Selama ini keluhan-keluhan para Guru atau sekolah tentang tata cara penilaian serta apakah raport harus tiap sekolah membuat sendiri kiranya sudah dipertimbangkan kemdikbud.
kita ketahui berbagai program penilaian dan raport untuk kurikulum 2013 secara kreatif banyak guru yang telah membuatnya dari aplikasi berbayar hingga gratis, guna membantu sesama guru dalam tugasnya karena selama ini tak ada kejelasan Raport ini apakah pihak sekolah yang membuatnya atau dari pusat langsung yang dalam hal ini kemdikbud hingga sebelumnya dan sampai info ini terbit ditengah pembelajaran semester1 yang telah berjalan membuat para guru-guru berpikir untuk secara mandiri membuatnya dan bertebaran didunia maya dari berbagai versi yang telah mengikuti peraturan menteri tentang kurikulum 2013 dari berbagai perubahannya.
Aplikasi Resmi rapot Ke K13 dalam proses finalisasi dimasing2 direktorat SD, SMP, SMA dan SMK yg terintegrasi dg dapodik.. diperkirakan memasuki akhir sem 2014 sekitar akhir bulan desember 2014
Aplikasi pendidikan tidak diperjualbelikan dan dikomersilkan.. tunggu saja tanggal release nya.. dan seluruh sekolah dihimbau menggunakan aplikasi rapot yg resmi/official dari kemdikbud..
Kita tunggu rilisnya semoga benar apa yang disampaikan beliau namun dalam tanda kutip hal-hal yang seperti ini apa mungkin tidak kembali pada Operator Sekolah lagi tanpa berpikir untuk memperhatikan kesejahteraannya lebih awal, semoga tidak demikian.
Salam 1 data

Terima kasih telah berkunjung

Tuesday, 13 May 2014

download RPP Kelas 4 semester 2 Kurikulum 2013





Untuk kelas 4 yang menggunakan Kurikulum 2013, Bapak/Ibu guru bisa mendownloadnya disini :

1. RPP KELAS 4 SEMESTER 2 TEMA CITA-CITAKU,
    download disini

2. RPP KELAS 4 SEMESTER 2 TEMA INDAHNYA
    NEGERIKU, download disini

3. RPP KELAS 4 SEMESTER 2 TEMA PAHLAWANKU,
    download disini

4. RPP KELAS 4 SEMESTER 2 TEMA TEMPAT TINGGALKU,
    download disini

Semoga file tersebut dapat membantu Bapak/Ibu Guru.

Thursday, 8 May 2014

Program Semester Kelas 1



Bagi yang perlu Program Semester, silahkan di klik link downloadnya di bawah ini. Semoga bisa membantu saudara sekalian.

Semoga Bermanfaat.
disini aja :D

Thursday, 1 May 2014

Silabus, KKM, KI dan KD, Program Semester, Program Tahunan Kelas 4

Info Pendidikan

Untuk Guru kelas 4 yang ingin melengkapi administrasi, bisa anda dapatkan disini , cukup dengan mendownload kemudian anda ekstrak file nya, setelah itu anda bisa mendapatkannya secara cuma-cuma. Cukup mudah, file tersebut berbentuk microsoft word, anda tinggal mengeditnya sedikit.

Semoga file ini bisa membantu anda dalam melengkapi administrasi kelas 4.

Download disini


KI dan KD SD 2013.rar
Silabus Integrasi Kelas 4.rar
Program Tahunan Kls 4.rar
Program Semester Kls 4.rar
KKM Kelas 4.rar


Terima kasih telah berkunjung semoga berhasil

RPP Kelas 1 Semester 2 Kurikulum 2013

RPP Kelas 1 Semester 2 Kurikulum 2013
Tema Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku








Download di sini

Wednesday, 15 January 2014

Binge eating disorder, Bulimia, Anoreksia nervosa



Gangguan pola makan pun rentan terjadi pada wanita. Ini disebabkan karena faktor psikologis dan biologis keterlibatan sistem dan zat tertentu dalam otak.
Obsesi untuk selalu tampil prima merupakan impian setiap orang, misalnya remaja putri yang selalu ingin berpenampilan langsing, atau seorang atlit selalu ingin menang dalam bertanding. Obsesi semacam itu sering menimbulkan gangguan perilaku makanan seperti :
1.  Binge eatingdisorder.

            Mereka yang mengalami gangguan ini cenderung makan lebih banyak dan  cepat daripada orang normal. Sayangnya, apa yang mereka konsumsi tak akan nyaman di perut. Artinya mereka hanya lapar mata--makan dalam jumlah banyak meskipun tak lapar-- sehingga mereka cenderung makan sembunyi-sembunyi. Namun usai makan, umumnya mereka merasa bersalah dan berujung pada depresi pada diri sendiri.

            Karakter individu yang rentan akan binge eating adalah orang yang impulsif (tidak berpikir sebelum bertindak), memiliki kontrol diri rendah, serta memiliki pemikiran obsesif mengenai makanan. Cara pendeteksiannya dengan melihat berat badan yang cenderung berfluktuasi, moody atau hilangnya minat makan seketika, serta merasa tak puas dengan bentuk tubuh.

2. Bulimia

            Kondisi ini hampir sama dengan binge eating. Perbedaannya kalau binge eating belum tentu bumilia. Namun kalau bulimia sudah pasti mengalami binge eating. Mereka yang menderita ini umumnya banyak dipicu oleh suasana hati negatif, seperti mengkritik diri sendiri soal berat dan bentuk tubuh, serta memiliki masalah emosional atau fokus kontrol diri kacau.

            Bulimia juga memiliki kecenderungan memuntahkan makanan kembali dengan merogoh mulut menggunakan jari tangan. Dapat pula menggunakan obat-obatan (pencahar) dan tindakan ini disebut dengan purging. Selain itu, tindakan non-purging dengan berpuasa dan olahraga berlebihan.

            "Hampir 90 persen orang melakukan purging karena dianggap sebagai jalur tercepat mengeluarkan kembali makanan yang masuk," kata Psikolog Tara de Thouars, saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

            Mereka yang rentan terhadap bulimia adalah memiliki kecenderungan impulsif, suasana hati yang tak stabil atau mudah merasa bosan, serta memiliki masalah personal--merasa penampilan adalah segalanya untuk meningkatkan harga diri--.

Cara mendeteksi seseorang yang mengalami bulimia dapat dilihat dari dua faktor, yaitu:
             Perilaku:
· Usai makan sering kali pergi ke kamar mandi.
· Merasa bersalah dan malu setelah makan.
· Olahraga berlebihan.
· Depresi dan rendah diri.
· Cenderung menyembunyikan makanan atau saat makan.
· Kontrol diri rendah (lepas kontrol saat makan)
· Terobesi akan penampilan tubuh.
             Fisik :
· Sering terjadi perubahan pada berat badan.
· Otot melemah dan mudah capai.
· Mengalami keluhan sakit di bagian perut.
· Konstipasi dapat pula diare.
· Menstruasi tak teratur.
· Pembengkakan pada pipi dan leher.
· Sakit tenggorokan.
· Gigi terlihat terkikis.
· Wajah terlihat merah.

3. Anoreksia nervosa.

            Menurut Tara, ini merupakan gangguan makan yang dikategorikan pada perilaku diet atau olahraga berlebihan demi mengurangi berat badan. Anoreksia nervosa ini kebalikan dari bulimia, artinya ada penolakan dari dalam diri untuk mempertahankan berat badan normal (kontrol diri tinggi).

            Seseorang dengan anoreksia tak pernah merasa dirinya cukup langsing, terus melihat tubuhnya gemuk, meskipun telah berhasil menurunkan berat badan secara ekstrem. Hal ini dapat berujung pada ketidaktepatan menilai bentuk dan ukuran tubuh atau disebut dengan distorted body image.

            Jika Anda seorang yang selalu menuntut kesempurnaan, terutup, memiliki cara berpikir obsesif, terfokus pada kontrol diri, serta sangat peduli pada penilaian orang lain, bisa jadi Anda termasuk orang yang rentan pada anoreksia. Selain itu, anoreksia juga cenderung menjauhi cermin, karena dapat menimbulkan stres.

            Berikut adalah faktor risiko anoreksia.
1.      Sejarah keluarga.
Faktor genetik turut berkontribusi pada anoreksia. Ini berarti orang tua yang memiliki anoreksia kemungkinan akan menurunkannya pada anak-anaknya.

2.       Teman sebaya.
Teman sebaya turut berkontribusi terhadap terjadinya anoreksia. Tidak hanya teman sebaya, keluarga dekat maupun orang tua dapat pula memberikan kontribusi.
3.      Kepribadian.
Lekas marah, citra diri yang rendah, perfeksionisme, dan sifat obsesif adalah beberapa kepribadian yang sering ditemukan pada penderita anoreksia.
4.      Kemampuan menyesuaikan diri.
Orang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dalam hidup atau yang sering mengalami gangguan emosional berpotensi lebih besar menderita anoreksia.
Selain itu, orang yang pernah dilecehkan secara seksual atau fisik memiliki kemungkinan lebih besar mengalami anoreksia.
5.      Konflik hubungan.
Banyak penderita anoreksia memiliki latar belakang hubungan yang tidak harmonis seperti perceraian dan konflik keluarga. Hal ini akan memicu masalah emosional yang rentan terhadap anoreksia.
6.      Usia remaja.
Masa remaja merupakan usia paling rentan seseorang mengalami anoreksia.
Tekanan teman sebaya, perubahan bentuk tubuh yang pesat, serta faktor kelabilan emosional membuat remaja lebih berisiko menderita anoreksia.
7.      Kondisi kesehatan lain.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), depresi, kecemasan, dan kecanduan semua bisa membuka jalan bagi anoreksia.
            Berikut adalah tanda dan gejala fisik anoreksia
1.      Waspadai pakaian longgar atau yang melebihi ukuran.
Banyak penderita anoreksia menyembunyikan tanda-tanda fisik dengan cara menutupi tubuh mereka dengan pakaian longgar.
2.       Perhatikan setiap penurunan berat badan yang dramatis.
Banyak orang mengalami fluktuasi berat badan, tetapi penderita anoreksia umumnya mengalami perubahan drastis dan mendadak dalam berat badan mereka.
3.      Memantau kebiasaan diet.
Penderita anoreksia cenderung memilih makanan rendah kalori atau bebas lemak dan sering melewatkan waktu makan.
4.      Perubahan siklus menstruasi dan seksual.
Perempuan yang mengalami anoreksia mungkin akan terlambat tiga kali atau lebih dalam siklus menstruasi.
      Sedang laki-laki yang menderita anoreksia mungkin mengalami penurunan dorongan seksual.
5.      Olahraga berlebihan.
Salah satu tanda anoreksia adalah melakukan olahraga pada porsi ekstrim tanpa disertai asupan kalori yang memadai. Mereka berharap dengan olahraga keras berat badan ‘ideal’ akan segera dapat dicapai.
6.      Periksa tanda-tanda fisik.
Kulit kuning, kuku kering, rambut rontok, dan memar adalah beberapa dari tanda-tanda fisik anoreksia.
 Perilaku:
1.      Makan dengan porsi yang sangat sedikit bahkan cenderung menolak makanan.
2.      Sering merasa tak lapar.
3.       Menghindari lemak, gula, dan daging.
4.       Merasa gemuk setelah makan meski makan dengan porsi kecil.
5.       Merasa gemuk meski kurus.
6.       Menghindar dari teman bahkan keluarga.
7.       Rendah diri dan depresi.
8.       Mengutamakan kesempurnaan.
9.       Kebiasaan makan yang tak normal.


Cara Mencegah. 
            Tanamkan pada diri sendiri bahwa makan dan olahraga adalah hal yang sangat penting, untuk menjaga kesehatan, bukan untuk memiliki tubuh sempurna. Anoreksia mudah menyerang remaja, terutama perempuan. Jika mulai merasa gemuk, perhatikanlah asupan makanan, jangan mengurangi makan secara ekstrim. Hindari terobsesi menjadi sekurus model atau selangsing Barbie. Mereka tidak sesempurna yang dibayangkan, kok.
Pengobatan
            Bila sudah mengidap anoreksia, pengobatannya harus melalui bantuan rumah sakit. Pihak medis akan membantu penderita mengembalikan berat badannya kembali ke normal. Caranya dengan memberikan makanan melalui infus. Setelah berat badannya normal, psikolog akan memainkan peran memberikan psikoterapi pada penderita

            Gangguan perilaku makan baik anorexia nervosa maupun bulimia nervosa, mengakibatkan hal-hal seperti berikut :
1.      Defisiensi nutrisi dan anemia.
2.      Berkurangnya massa otot dan menurunnya fungsi otot.
3.       Cadangan glikogen menurun.
4.      Depresi.
5.      Toleransi terhadap udara dingin menurun.
6.      Menyebabkan amenoria sehingga menurunkan densitas tulang dan berakibat osteoporosis.
7.      Pada pria menurunkan hormon testosteron.
8.      Defisiensi mineral dan elektrolit sehingga dapat mengganggu fungsi jantung dan saluran cerna seperti sembelit dan kembung.

            Gangguan perilaku makan seperti ini bisa diobati. pengobatan disesuaikan dengan tahap gangguan yang dialami penderita. ada beberapa tahapan, gangguan tahap awal dan gangguan tahap komplikasi berat. 

1.      Gangguan tahap awal :
Pengobatan atau pencegahan dapat dilakukan melalui pendidikan gizi serta pengobatan medik, dietik dan psikologik.
2.      Gangguan komplikasi berat :
Pada pasien yang mengalami gangguan perilaku makan yang berat sampai terjadi usaha bunuh diri perlu dilakukan perawatan, meliputi menghilangkan faktor dietik yang dapat memicu makan banyak dan lahap, mengupayakan pola makan yang normal, dan mengubah sikap abnormal tentang makanan, berat badan dan diet.
Para penderita gangguan perilaku makan perlu mendapatkan penyuluhan (konseling) secara sungguh-sungguh untuk mengembalikan kepercayaan dirinya sehingga dapat kembali pada keadaan normal. Untuk melakukan konseling, hal-hal berikut perlu diperhatikan :
1.      Kenali tanda gangguan secara cermat.
2.      Kemukakan bahwa anda menaruh perhatian untuk membantu permasalahan penderita secara hati-hati.
3.      Jangan membicarakan berat badan dan kebiasaan makan secara langsung kepada penderita.
4.       Hibur secara lembut bahwa seharusnya penderita tidak bersikap sepereti itu.
5.       dukung dan dengarkan keluhan dengan simpatik.
6.      Batasi harapan anda/jangan menentukan target untuk segera dapat menyembuhkan penderita.
7.       Akui bahwa cara makan anda juga bermasalah.
8.      Sabar, sadari bahwa penyembuhan masalah tersebut berat dan butuh waktu lama.

silabus peasorkes




Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Ada juga pengertian silabus menurut (Yulaelawati,2004:123), merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajara danpenilaian yang disusun secara sitematis memuat komponen-komponen yang salingberkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Berkenaan dengan komponen silabus, slabus mempunyai beberapa komponen yaitu :
1.      Standar Kompetensi
2.      Kompetensi dasar
3.      Kegiatan pembelajaran
4.      Materi pokok
5.      Indikator
6.      Penilaian
7.      Alokasi waktu
8.      Bahan atau alat serta media
Ada pun manfaat Silabus  ini adalah sebagai berikut :
1.      Pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut
2.      Pembuatan rencana satuan pembelajaran
3.      Pengelolaan kegiatan pembelajaran
4.      Penyediaan sumber belajar
5.      Pengembangan sistem penilaian

B.     Prinsip Pengembangan Silabus
Pada dasarnya pengembanagan silabus ini mempunyai landasan yang tlah di atur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20.
Setelah landasan untuk pengembanagan silabus ini muncul maka tumbuh  beberapa prinsip penembangannya, prinsip tersebut adalah ilmiah, sistematis, relevansi, konsistensi, memadai, actual dan kontekstual, fleksibel, menyeluruh
1.      Ilmiah, yang artinya bahwa materi pembelajaran yang diberikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran secara ilmiah.
2.      Sistematis, yang berarti silabus di anggap sebagai ilabus dianggap sebagai suatu system sesuai konsep dan prinsip system, penyusunan silabus dilakukan secara sistematis, sejalan dengan pendekatansystem atau langkah-langkah pemecahan masalah.
3.      Relevansi, Konsitensi, dan Kecakupan, yang berarti dalam penyusunan silabus diharapkan adanya kesesuaian, keterkaitan, konsitensi dan kecakupan antara standar kompetensi, kompetnsi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, system penilaian dan sumber bahan (DepDIknas,2004:11).
4.      Konsisten, Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5.      Memadai, Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar
6.      actual dan kontekstual, Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7.      Fleksibel, Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8.      Menyeluruh, Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

C.     Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus tidak terlepas dari langkah langkah atau tahapan dalam pengembangan nya, disini ada beberapa langkah dalam pengembangan silabus, antara lain : Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Menentukan Sumber Belajar, Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran, Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi, Penentuan Jenis Penilaian, Menentukan Alokasi Waktu, Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

1.      Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a.       urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b.      keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c.       keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
2.      Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a.       potensi peserta didik;
b.      relevansi dengan karakteristik daerah,
c.       tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d.      kebermanfaatan bagi peserta didik;
e.       struktur keilmuan;
f.       aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g.      relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h.      alokasi waktu.

3.      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.       Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.      Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c.       Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
d.      Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
4.      Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5.      Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
a.       Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b.      Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c.       Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d.      Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e.       Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6.      Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7.      Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

D.    Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan data evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.