Tuesday, 16 December 2014

CONTOH KTSP SD

Seiringnya Kurikulum 2013 diisukan akan diberhentikan dan kembali ke Kurikulum 2013, bagi yang mengalami kesulitan untuk memperolah administrasi kelas kurikulum KTSP, bisa anda lihat di bawah ini

Saturday, 6 December 2014

Mendikbud Luncurkan Aplikasi Android Perpustakaan Kemendikbud

Mendikbud Luncurkan Aplikasi Android Perpustakaan Kemendikbud

Jakarta, 25 November 2014 --- Kebutuhan masyarakat untuk mengakses katalog perpustakaan kini bisa terpenuhi lewat teknologi selular. Bertepatan dengan Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2014, Selasa (25/11), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan meluncurkan aplikasi Senayan Library ManagementSystem (SLiMS) versi Android dan portal perpustakaan.kemdikbud.go.id, di Jakarta. Peluncuran ini merupakan kado ulang tahun ke-10 bagi Perpustakaan Kemendikbud.
Aplikasi SLiMS versi Android ini dikembangkan untuk memudahkan pengunjung melihat koleksi Perpustakaan Kemendikbud. Tak perlu khawatir, ke depan aplikasi ini tidak hanya dapat digunakan oleh pengunjung Perpustakaan Kemendikbud saja, tapi dapat digunakan oleh perpustakaan manapun, terutama yang sudah menggunakan SLiMS.
Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada Perpustakaan Kemendikbud yang telah mampu mengikuti perkembangan teknologi, bahkan menjadi pioneer dari perkembangan tersebut. Seperti diketahui, Perpustakaan Kemendikbud telah melahirkan perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan open source  yang telah digunakan oleh ribuan perpustakaan di dalam maupun di luar negeri.
”Kami atas nama Kementerian mengucapkan selamat kepada Perpustakaan Kemdikbud yang dalam usia 10 ini tetap memberikan pelayanan prima kepada pemustaka dalam penyediaan bahan pustaka dan informasi terkait bidang pendidikan dan kebudayaan,” kata Mendikbud.
Mendikbud mengutip apa yang dikemukakan oleh S.R. Raganathan mengenai “Five Laws of Library Science”, dimana pada point kelima disebutkan, “The library is growing organism” yang berarti perpustakaan adalah suatu organisme yang selalu berkembang. Berkembang disini berarti tumbuh menjadi lebih baik tentunya. Hal ini seperti yang terlihat pada perpustakaan saat ini yang begitu sangat pesat perkembangannya. Perkembangan teknologi informasi dan keanekaragaman bentuk koleksi perpustakaan adalah faktor yang menuntut perpustakaan dan pustakawan untuk “berlari” lebih cepat.
Dengan SLiMS, banyak perpustakan yang sangat terbantu dalam hal pengelolaan perpustakaan, baik perpustakaan umum, khusus, perguruan tinggi, sekolah, di dalam, maupun di luar negeri.
Fitur yang terdapat dalam aplikasi Slims versi Android ini memudahkan pengunjung untuk mengakses katalog buku yang terdapat di Perpustakaan Kemendikbud. Ke depan, aplikasi ini akan dikembangkan tidak hanya sekadar akses katalog, tapi juga bisa untuk memperpanjang waktu peminjaman buku.
Untuk mendapatkan aplikasi ini pengunjung dapat mengunduh melalui laman perpustakaan.kemdikbud.go.id. atau Google PlayStore. Dan jika pengunjung ingin langsung datang ke Perpustakaan Kemendikbud, aplikasi ini juga menyediakan fitur peta yang berbasis google maps.
Sekilas tentang SliMS
SLiMS adalah singkatan dari Senayan Library Management System yang pertama kali dikembangkan februari 2007, dan mulai dirilis ke publik November 2007. Awalnya pengembangan SLiMS dilakukan oleh dua pustakawan: Hendro Wicaksono (Kemendikbud) dan Arie Nugraha (UI), didukung penuh oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Saat ini pengembangan SLiMS dilakukan oleh komunitas penggunanya secara gotong royong melalui internet. Ide pengembangan SLiMS didasari karena sulitnya mendapatkan software untuk pengelolaan perpustakaan yang mudah digunakan dan dipelajari, terus aktif dikembangkan, taat dengan aturan ilmu perpustakaan, serta lisensi memungkinkan untuk disebarluaskan secara komersial maupun nonkomersial.
Tahun 2009, SLiMS juara pertama INAICTA kategori Open Source dan menjadi software resmi IGOS (Indonesia Go Open Source) untuk pengelolaan perpustakaan. SLiMS telah digunakan di ratusan perpustakaan dalam dan luar negeri, baik perpustakaan skala kecil sampai besar.
SLiMS juga mempunyai software pelengkap yang digunakan untuk membangun katalog bersama (union catalog) antar pengguna SLiMS
Sesama anggota SLiMS juga memiliki forum diskusi yang secara berkala mengadakan SLiMS Community Meetup yang menjadi ajang tahunan para pengguna SLiMS berkumpul dan berbagi pengetahuan (*)

Sumber : kemdikbud.go.id

VIP-kan Guru-guru Kita!

VIP-kan Guru-guru Kita!

22-01 VIP-kan Guru-guru Kita 
Oleh: Anies Baswedan
Berapa jumlah guru yang masih hidup?” itu pertanyaan Kaisar Jepang sesudah bom atom dijatuhkan di tanah Jepang.
Kisah itu beredar luas. Bisa jadi itu mitos, tetapi narasi itu punya konteks yang valid: pemimpin ”Negeri Sakura” itu memikirkan pendidikan sebagai soal amat mendasar untuk bangkit, menang, dan kuat. Ia sadar bukan alam yang membuat Jepang menjadi kuat, melainkan kualitas manusianya. Pendidikan jangan pernah dipandang sebagai urusan sektoral. Pendidikan adalah urusan mendasar bangsa yang lintas sektoral. Hari ini 53 persen penduduk bekerja kita hanya tamat SD atau lebih rendah, yang berpendidikan tinggi hanya 9 persen. Pendidikan bukan sekadar bersekolah, melainkan fakta itu gambaran menampar yang membuat kita termenung.
Dari sisi kuantitas, penduduk Indonesia di urutan keempat dunia, tetapi dari segi kualitas di urutan ke-124 dari 187 negara. Bangsa ini telah secara ”terencana” membuat sebagian besar penduduknya dicukupkan untuk berlevel pendidikan rendah. Tak aneh jika kini serba impor karena memang sebagian besar penduduk bekerja kita hanya bisa menghasilkan produk bernilai tambah yang rendah.
Selama bangsa dan para pemimpinnya bicara pendidikan secara sambil lalu, dan selama masalah pendidikan dianggap bukan masalah kepemimpinan nasional, jangan harap masa depan akan bisa kuat, mandiri, dan berwibawa. Kunci kekuatan bangsa itu pada manusianya. Jangan hanya fokus pada infrastruktur penopang kehidupan bangsa. Sesungguhya kualitas infrastruktur kehidupan sebuah bangsa semata-mata cermin kualitas manusianya !
Pendidikan adalah soal interaksi antarmanusia. Interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara orangtua dan anak, antara guru dan murid, serta antara lingkungan dan para pembelajar. Guru adalah inti dari proses pendidikan. Guru menjadi kunci utama kualitas pendidikan.
Berhenti memandang soal guru sebagai ”sekadar” soalnya kementerian atau sebatas urusan kepegawaian. Soal guru adalah soal masa depan bangsa. Di ruang kelasnya ada wajah masa depan Indonesia. Gurulah kelompok yang paling awal tahu potret masa depan dan gurulah yang bisa membentuk potret masa depan bangsa Indonesia. Cara sebuah bangsa memperlakukan gurunya adalah cermin cara bangsa memperlakukan masa depannya!
Ya, penyesuaian kurikulum itu penting, tetapi lebih penting dan mendesak adalah menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan guru. Guru merupakan ujung tombak. Kurikulum boleh sangat bagus, tetapi bakal mubazir andai disampaikan oleh guru yang diimpit sederetan masalah. Tanpa penyelesaian masalah-masalah seputar guru, kurikulum nyaris tak ada artinya.
Guru juga manusia biasa, dengan plus-minus sebagai manusia, guru tetap kunci utama. Seorang murid menyukai pelajaran bukan sekadar karena buku atau kurikulumnya, melainkan karena gurunya. Guru yang menyebalkan membuat murid menjauhi pelajarannya, guru yang menyenangkan dan inspiratif membuat murid mencintai pelajarannya.
Kita pasti punya banyak guru yang dulu mengajar. Ada yang masih diingat dan ada yang terlupakan. Artinya, setiap guru punya pilihan, mau jadi pendidik yang dikenang karena inspirasinya atau menjadi pendidik yang terlupakan atau malah diingat karena perilakunya negatif. Guru harus sadar diri. Ia pegang peran besar, mendasar, dan jangka panjang sifatnya. Jika seseorang tak mau menjadi pendidik yang baik, lebih baik berhenti menjadi guru. Terlalu mahal konsekuensi negatifnya bagi masa depan anak dan masa depan bangsa. Ini statement keras, tetapi para pendidik dan pengelola pendidikan harus sadar soal ini. Kepada para guru yang mendidik dengan hati dan sepenuh hati, bangsa ini berutang budi amat besar.
Tiga persoalan besar
Paling tidak ada tiga persoalan besar mengenai guru kita. Pertama, distribusi penempatan guru tidak merata. Di satu tempat kelebihan, di tempat lain serba kekurangan. Kekurangan guru juga terjadi di kota dan di desa yang dekat kota. Ini harus dibereskan. Kedua, kualitas guru yang juga tidak merata. Kita harus mencurahkan perhatian total untuk meningkatkan kualitas guru. Mudahkan dan berikan akses bagi guru untuk mengembangkan potensi diri dan kemampuan mengajar. Bukan sekadar mendapatkan gelar pascasarjana, melainkan soal guru makin matang dan terbuka luas cakrawalanya.
Ketiga, kesejahteraan guru tak memadai. Dengan sertifikasi guru telah terjadi perbaikan kesejahteraan, tetapi ada konsekuensi administratif yang sering justru merepotkan guru dan perlu dikaji ulang. Selain soal guru honorer, guru bantu yang masih sering diperlakuan secara tak honored (terhormat). Semua guru harus dijamin kesejahteraannya.
Melihat kondisi sebagian besar guru hari ini, kita seharusnya malu. Kita titipkan masa depan anak-anak kepada guru, tetapi kita tak hendak peduli nasib guru-guru itu. Nasib anak-anak kita serahkan kepada guru, tetapi nasib guru amat jarang menjadi perhatian kita, terutama kaum terdidik, yang sudah merasakan manfaat keterdidikan. Bangsa Indonesia harus berubah. Negara dan bangsa ini harus menjamin nasib guru.
Menghormati guru
Mari bangun kesadaran kolosal untuk menghormati-tinggikan guru. Pemerintah harus berperan, tetapi tanggung jawab besar itu juga ada pada diri kita setiap warga negara, apalagi kaum terdidik. Karena itu, VIP-kan guru-guru dalam semua urusan!
Guru pantas mendapat kehormatan karena mereka selama ini menjalankan peran terhormat bagi bangsa. Saya ajukan dua ide sederhana menunjukkan rasa hormat kepada guru: jalur negara dan jalur gerakan masyarakat. Pertama, negara harus memberikan jaminan kesehatan bagi guru dan keluarganya, tanpa kecuali. Kedua, negara menyediakan jaminan pendidikan bagi anak- anak guru. Bangsa ini harus malu jika ada guru yang sudah mengajar 25 tahun, lalu anaknya tak ada ongkos untuk kuliah. Jaminan kesehatan dan pendidikan keluarganya adalah kebutuhan mendasar bagi guru. Kita harus mengambil sikap tegas: amankan nasib guru dan keluarganya sehingga guru bisa dengan tenang mengamankan nasib anak kita.
Di jalur masyarakat, Gerakan Hormat Guru harus dimulai secara kolosal. Misalnya, para pilot dan awak pesawat, gurulah yang menjadikanmu bisa ”terbang”, sambutlah mereka sebagai penumpang VIP di pesawatmu, undang mereka boarding lebih awal. Para dokter dan semua tenaga medis, gurulah yang mengajarimu sehingga bisa berseragam putih, sambutlah mereka sebagai VIP di tempatmu merawat. Pada pemerintah dan dunia usaha di berbagai sektor, semua prestasi yang dikerjakan adalah buah didikan guru di masa lalu, VIP-kan guru, jadikan mereka customer utama, berikan mereka kemudahan, berikan mereka diskon. Bukan hanya besaran kemudahan atau diskon, melainkan ekspresi kepedulian itu yang menjadi bermakna bagi guru.
Dan semua sektor lainnya, ingatlah bahwa guru merupakan modal awal untuk meraih masa depan yang lebih baik, lebih sejahtera itu dibangun. Di setiap kata dalam pesan pendek (sms) yang ditulis, di sana ada tanda pahala guru. Bangsa ini akan tegak dan disegani saat guru-gurunya terhormat dan dihormati. Bagi anak-anak muda yang kini berbondong-bondong memilih pendidikan guru, ingat tujuan menjadi guru bukan cari tingginya rupiah. Anda pilih jalan mulia, menjadi pendidik. Jangan kemuliaan dikonversi sebatas urusan rupiah, itu cara pintas membuat kemuliaan alami devaluasi. Kesejahteraan Anda sebagai guru memang harus terjamin, tetapi biarkan sorot mata anak didik yang tercerahkan atau cium tangan tanda hormat itu menjadi reward utama yang tak ternilai bagi anda.
Indonesia akan berdiri makin tegak dan kuat dengan kualitas manusia yang mumpuni. Para guru harus sadar dan teguhkan diri sebagai pembentuk masa depan Indonesia. Jadilah guru yang inspiratif, guru yang dicintai semua anak didiknya. Bangsa ini menitipkan anak-anaknya kepada guru, sebaliknya kita sebangsa harus hormati dan lindungi guru dari impitan masalah. Ingat, jadi guru bukanlah pengorbanan, melainkan kehormatan. Guru dapat kehormatan mewakili kita semua untuk melunasi salah satu janji kemerdekaan republik ini: mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadikan kami sebangsa makin bangga dan hormat pada guru!
Sumber:  kemdikbud.go.id

Thursday, 4 December 2014

Panduan Penilain Raport SD Kurikulum 2013


Sebagaimana kita ketahui dalam memasuki akhir pembelajaran semester, para guru di sekolah mana pun tengah sibuk dengan penilaian siswa untuk pengisian nilai raport. Hal tersebut lumayan menguras pikiran dan tenaga pengajar/guru. Apalagi untuk sekarang ini, pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013, penilaiannya pun tentu berbeda pula dengan kurikulum terdahulu.

Untuk memudahkan guru-guru dalam proses penilaian tersebut, ada langkah-langkah/panduan tertentu dalam penilaian raport kurikulum 2013. Maka tidak perlu khawatir, di sini cukup klik link download di bawah ini untuk mengetahuinya.

Bagi yang berminat, silahkan klik Download Panduan Penilaian Raport SD Kurikulum 2013

Tuesday, 2 December 2014

Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013

Kemendikbud Lakukan Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013


Jakarta, Kemendikbud --- Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah melakukan evaluasi Kurikulum 2013. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, evaluasi tersebut dilakukan bukan untuk mengubah Kurikulum 2013, tapi untuk menyempurnakan kurikulum baru tersebut, karena banyak masalah dalam pelaksanaannya.
"Kami tidak berniat mengganti kurikulum. Kami hanya ingin melakukan evaluasi untuk menyempurnakan kurikulum itu," ujar Mendikbud usai acara silaturahim dengan kepala dinas pendidikan se-Indonesia, Jakarta (01/12/2014).
Ia mengakui ada beberapa masalah yang harus diperbaiki dalam implementasi Kurikulum 2013. Salah satunya adalah penerapan Kurikulum 2013 yang terburu-buru tanpa melakukan evaluasi terlebih dahulu. Padahal, katanya, sudah ada aturan yang mengharuskan evaluasi sebelum suatu kurikulum digunakan.
Tim evaluasi Kurikulum 2013 yang dibentuk Mendikbud diketuai oleh Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang juga mantan Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud, Suyanto. Suyanto mengatakan, ada tiga opsi dalam evaluasi Kurikulum 2013. Pertama, menghentikan total Kurikulum 2013. Kedua, sekolah yang selama ini nyaman dan tidak bermasalah menjalankan K13, diputuskan tetap menjalankannya. Dan ketiga, menjalankan Kurikulum 2013 sama seperti saat ini, yakni untuk semua unit sekolah di Indonesia. Namun ada beberapa evaluasi dalam pelaksanaannya, seperti pengadaan buku dan pelatihan guru.
Dalam melakukan evaluasi Kurikulum 2013, Mendikbud dan tim evaluasi juga mempertimbangkan masukan dan kritik dari pemerintah daerah maupun guru dan siswa yang telah menjalankan implementasi Kurikulum 2013. Salah satu yang dibahas oleh tim evaluasi adalah penyesuaian kurikulum antara daerah dan kota.
Sebelumnya banyak pihak yang mempertanyakan keberlanjutan Kurikulum 2013 karena tertuang dalam sembilan agenda perubahan atau Nawa Cita yang menjadi visi-misi pemerintahan Jokowi-JK. Dalam Nawa Cita disebutkan beberapa misi yang terkait dengan pendidikan, di antaranya menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional, membangun pendidikan kewarganegaraan, dan memperkuat pendidikan ke-bhineka-an. (Desliana Maulipaksi)